Number 1 (April 2013)
- L. Wilardjo, “A Glimpse of Physics.” (Full-text PDF)
Three stories are told, interspersed by two interludes. The first story is about Einstein’s mass-energy equivalent, the second is on De Broglie’s particle-wave duality, and the third is the perennial controversy of determinism versus probabilism. The first interlude gives Pythagorean theorem and Socratic anamnetic questions, whilst the second is a brief account of Philosophy of Science focused on paradigm and values. Through the stories and their interludes attempt is made to give just a glimpse of Physics.
- B. Murtianta, A.A. Febrianto, R.W. Pratiwi, “Analisis Unjuk Kerja Multi Band Cell pada GSM Dual Band.” (Full-text PDF)
Hierarchical Cell Structure (HCS) merupakan aplikasi yang digunakan oleh provider pada jaringan GSM Dual Band dengan memprioritaskan band 1800 dalam pemilihan sel. Multi Band Cell (MBC) merupakan aplikasi terbaru yang memiliki perbedaan dengan HCS yakni dalam hal kapasitas jaringan dan jumlah Cell Identified (CI). MBC bertujuan untuk menambah kapasitas jaringan yang digunakan sebagai kanal trafik telekomunikasi. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti unjuk kerja GSM Dual Band dengan aplikasi MBC. Dari hasil penelitian diperoleh nilai TCH Congestion rate kurang dari 2%, Call Set-up Success Rate pada rentang 93%-98%, Call Drop Rate pada rentang 0,13% hingga 0,5%, Handover Success Rate pada rentang 97% hingga 100%, Rx Qual pada rentang 0 hingga 4 dan SQI pada rentang 19 hingga 27. Sedangkan Rx Level pada rentang -65 dBm hingga -86 dBm.
- E.Y.D. Utami, M.K. Candra, “Analisis Kegagalan Soft Handoff pada Jaringan CDMA2000 1xRTT.” (Full-text PDF)
Proses soft handoff pada jaringan seluler CDMA dilakukan untuk menjaga kesinambungan hubungan saat berpindah daerah cakupan sel agar tidak terjadi pemutusan panggilan (call drop). SHOSR digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan soft handoff pada suatu jaringan. Makalah ini menyajikan analisis kegagalan soft handoff pada sistem CDMA 20001xRTT berdasarkan hasil drive test yang dilakukan pada jaringan CDMA 20001xRTT salah satu operator telekomunikasi seluler di Yogyakarta. Data trafik operator menunjukkan nilai SHOSR terendah terjadi di Prambanan dan Sleman. Drive test dan analisis hasilnya dilakukan pada kedua daerah itu. Pada daerah Prambanan, penyebab kegagalan soft handoff adalah T_ADD setting yang terlalu tinggi, sehingga nilai T_ADD perlu diturunkan menjadi – 12 dB. Sementara itu penyebab kegagalan soft handoff di daerah Sleman adalah tidak dimasukkannya pilot tujuan handoff ke dalam daftar pilot tetangga (pilot set list).
- A.A.D. Ridwan, I.K. Timotius, I. Setyawan, “Pengenalan Gender memanfaatkan Wajah Manusia dengan menggunakan Metode Klasifikasi Nearest Neighbor.” (Full-text PDF)
Pada tulisan ini, dirancang sebuah sistem pengenalan gender memanfaatkan citra wajah manusia. Sistem pengenalan gender yang dirancang terdiri dari tahap pemrosesan data awal yang terdiri atas tahap cropping citra, konversi citra RGB ke grayscale, histogram equalization, dan resizing citra, serta metode pengenalan gender. Pada tulisan ini, dipakai klasifikasi nearest neighbor dengan jarak Euclidean sebagai metode klasifikasi, sedangkan performa sistem dinilai menggunakan metode cross validation. Selain itu, penilaian performa sistem pada tulisan ini dilakukan dengan skenario terhadap dua jenis dataset, yaitu dataset yang berisi citra yang tidak dilakukan cropping dan dataset yang berisi citra yang dilakukan cropping pada bagian wajahnya.Dari hasil pengujian sistem didapatkan bahwa sistem yang dirancang memberikan hasil rata-rata keakuratan terbaik untuk sistem yang diujikan menggunakan 10-fold cross validation yaitu sebesar 78,92% untuk citra dalam dataset yang dilakukan cropping dan 58,96% untuk citra dalam dataset yang tidak dilakukan cropping.
- K. Adi, L.B. Setyawan, F.D. Setiaji, “Aplikasi Webcam untuk Menjejak Pergerakan Manusia di dalam Ruangan.” (Full-text PDF)
Penggunaan CCTV sebagai kamera pengawas biasanya ditempatkan secara statis di berbagai tempat. Karena sifatnya statis maka jangkauan pengawasannya terbatas. Suatu sistem keamanan alternatif dapat dirancang menggunakan webcam yang difungsikan sebagai kamera pengawas ruangan yang mampu melakukan pendeteksian dan penjejakan obyek (manusia) bergerak serta mengikuti pergerakan obyek tersebut dengan memanfaatkan teknik pemrosesan citra.Metode pemrosesan citra pada alat yang dibuat ini adalah frame differencing, yaitu dengan membandingkan satu frame (citra) dengan frame sebelumnya. Jika ada perbedaan pada kedua frame tersebut berarti sebuah gerakan telah terdeteksi. Proses selanjutnya adalah segmentasi obyek bergerak dan pengiriman perintah gerak ke motor servo sebagai penggerak kamera melalui mikrokontroler.Dari pengujian yang dilakukan, beberapa faktor mempengaruhi kinerja sistem penjejak, di antaranya frame rate webcam, kecepatan eksekusi algoritma pemrosesan citra, dan kecepatan gerak kamera. Intensitas cahaya ruangan turut mempengaruhi kinerja sistem dikarenakan webcam yang digunakan secara otomatis akan mengurangi nilai frame rate ketika intensitas cahaya kurang. Pada ruang pengujian berukuran 4m × 5m dengan intensitas cahaya ruangan 87 lux, nilai tertinggi jumlah miss detection sistem dalam menjejak satu obyek adalah sebesar 3% sedangkan pada intensitas 22 lux meningkat menjadi 26,2%. Jika terdapat dua obyek bergerak pada ruang pengujian, sistem akan melakukan penjejakan terhadap obyek bergerak terakhir yang dapat dideteksi.
- S. Santoso, F.D. Setiaji, M.H.W. Budhiantho, “Penguat Audio Kelas D tanpa Tapis LC dengan Modulasi Tiga Aras.” (Full-text PDF)
Penguat audio kelas D pada umumnya menggunakan tapis LC pada bagian keluarannya. Tapis LC mempunyai ukuran yang relatif besar sehingga sulit digunakan pada perangkat portabel berukuran kecil, misalnya telepon selular. Oleh karena itu, dikembangkan penguat audio kelas D tanpa tapis LC dengan modulasi tiga aras keluaran. Teknik modulasi dengan tiga aras keluaran yang dipakai dalam perancangan ini adalah noise-shaping coding. Noise- shaping coding merupakan pengembangan dari teknik modulasi sigma delta. Bagian keluaran penguat kelas D ini diwujudkan dengan penguat jembatan penuh (full-bridge) dengan MOSFET yang keluarannya dapat langsung dihubungkan ke penyuara. Berdasarkan hasil pengukuran, penguat kelas D yang telah dibuat mempunyai spesifikasi: daya keluaran maksimum 7 Watt pada beban 4 Ohm, tanggapan frekuensi 20 Hz – 20 kHz dengan riak 0,5 dB, SNR = 28,88 dB, THD < 0,976%, efisiensi 65,03%, keduanya diukur pada saat daya keluaran maksimum (7W).
- R. Wijaya, F.D. Setiaji, D. Santoso, “Inkubator Bayi berbasis Mikrokontroler dilengkapi Sistem Telemetri melalui Jaringan RS 485.” (Full-text PDF)
Saat ini angka kematian bayi di Indonesia tergolong tinggi. Salah satu penyebabnya adalah tidak meratanya penyebaran inkubator bayi yang fasilitasnya lengkap, karena harganya mahal. Penelitian ini bertujuan merancang dan merealisasikan sebuah inkubator bayi yang memiliki fasilitas lebih baik dibandingkan dengan inkubator sederhana yang dijual di pasaran, dengan harga yang tetap terjangkau. Pada penelitian ini digunakan elemen pemanas listrik sebagai sumber panas, AVR ATmega 8535 sebagai pengendali serta sensor suhu dan kelembaban SHT 11. Metode pengendalian elemen pemanas yang digunakan adalah metode on – off dengan histeresis. Suhu ruang inkubator dapat diatur oleh pengguna antara 28°C – 37°C. Inkubator dilengkapi penanda saat terjadi kesalahan pada salah satu fungsi inkubator. Sistem telemetri berbasis RS 485 juga diimplementasikan pada inkubator ini, sehingga suhu dan kelembaban ruang inkubator dapat dipantau melalui sebuah komputer dari jarak jauh. Hasil pengujian menunjukkan suhu ruang inkubator dapat dijaga stabil pada kisaran 28°C – 37°C ralat maksimal 1°C. Program aplikasi antarmuka sistem telemetri dapat mengirimkan perintah permintaan data pada inkubator setiap 30 detik kemudian data logger akan mencatat data hasil pengukuran yang diterima dari inkubator setiap lima menit sekali.
- C. Nugraha, D. Utomo, S. Nugroho, “Pesawat Telepon pada Jaringan Wired Local Area Network (LAN) menggunakan Protokol TCP/IP.” (Full-text PDF)
Dalam perancangan pesawat telepon berbasis mikrokontroler dengan arsitektur Alf-Vegard RISC (AVR) yang menggunakan jaringan LAN, suara dicuplik dari microphone setelah dikuatkan oleh untai penguat inverting menggunakan Analog to Digital Converter (ADC) dengan frekuensi 8 KHz. Kemudian data pencuplikan 8 bit yang disimpan pada buffer berukuran 100 byte diperbesar resolusinya menjadi 16 bit dan dikompresi menggunakan Adaptive Differential Pulse Code Modulation (ADPCM). Data untuk setiap 200 pencuplikan dikirimkan ke jaringan menggunakan protokol User Datagram Protocol (UDP). Setelah paket data sampai di tujuan, data harus didekompresi dan disuarakan kembali pada speaker setelah melewati Low Pass Filter menggunakan Pulse Width Modulation (PWM). Pesawat telepon yang direalisasikan adalah sebanyak tiga buah. Hasil pengujian menunjukan untai penguat dan filter sudah bekerja sebagaimana semestinya. Hasil pembacaan paket data teks antar pesawat telepon dengan program uji pada komputer menggunakan Wireshark untuk paket ARP dan UDP sudah sesuai dengan seharusnya. Waktu tunda yang dihasilkan masih memenuhi standar untuk aplikasi suara. Sejumlah 30 responden memiliki tingkat keberhasilan mencocokan kalimat sebesar 84,44%.
Number 2 (October 2013)
- B. Murtianta, A.A. Febrianto, E.A. Melianta, “Analisis Penyebab Blocking Call dan Dropped Call pada Hari Raya Idul Fitri 2012 terhadap Unjuk Kerja CDMA 2000-1x.” (Full-text PDF)
Pada saat permintaan user meningkat seperti saat hari Raya Idul Fitri maka kemungkinan nilai Blocking Call dan Dropped Call akan meningkat juga, hal ini akan menurunkan unjuk kerja suatu sistem. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian pada skripsi ini guna mengetahui seberapa besar pengaruh Blocking Call dan Dropped Call pada hari raya Idul Fitri 2012 terhadap unjuk kerja CDMA (Code Division Multiplex Access) 2000-1x di PT. TelkomFlexi Semarang berdasarkan parameter CDR (Call Drop Ratio), CSSR (Call Setup Success Ratio) , Intra-system Handover Success Ratio, kepadatan trafik voice, Ec/Io, Tx Power, Rx Power, FER, Handoff Parameter. Hasil penelitian dari perbaikan yang dilakukan pada daerah Ambarawa khususnya Jalur Ambarawa-Magelang dan Banaran Coffee menunjukkan adanya peningkatan pelayanan. Peningkatan tersebut terlihat pada indikasi warna pada Drive Test yang baik dan nilai Blocking Call di bawah 1% dan CDR rata-rata tidak lebih dari 2%. Pada daerah Ambarawa permasalahan yang ada tidak terselesaikan dengan maksimal sehingga direkomendasikan untuk diadakan repeater lagi atau didirikannya BTS baru pada daerah tersebut. Sehingga dengan meminimalkan nilai Blocking Call dan Dropped Call akan meningkatkan unjuk kerja CDMA 2000-1x di PT.TelkomFlexi Semarang.
- N.A.B. Oetama, L.B. Setyawan, F.D. Setiaji, “Sistem Telemetri Data pada Mobil RC (Radio Controlled).” (Full-text PDF)
Untuk memeriksa kondisi mobil RC (Radio Controlled) saat dilakukan penyetelan, diperlukan alat yang mampu melakukan pengukuran parameter- parameternya yaitu: tegangan baterai, arus yang digunakan, kemiringan mobil, suhu pada ESC (Electronic Speed Controller), suhu pada motor, dan suhu pada ruangan di dalam body mobil sebagai pembanding. Pengukuran tegangan baterai dan arus akan digunakan untuk menentukan jenis dan kapasitas baterai yang sesuai, dan juga untuk menentukan jenis ESC. Sedangkan pengukuran terhadap suhu pada ESC serta motor akan membantu pemain menentukan ratio gear disesuaikan dengan kondisi track. Sedangkan pengukuran kemiringan mobil akan membantu pemain menentukan kekentalan oli pada shockbreaker dan juga tingkat kekerasan per pada tiap lengan ayun mobil RC.
Sistem yang direalisasikan terdiri dari dua modul, yaitu modul mobil berukuran 10mm×75mm×40mm yang berisi sensor-sensor, dipasang pada mobil RC. Serta modul remote yang menggunakan LCD layar sentuh yang terkoneksi dengan modul mobil melalui media nirkabel pada frekuensi 2,4G Hz. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat dapat melakukan pengukuran semua parameter tersebut di atas dan mengirimkannya secara nirkabel ke modul remote sampai sejauh 40m.
- D. Santoso, F.D. Setiaji, “Pemanfaatan Panas Buang Pengkondisi Udara sebagai Pemanas Air dengan menggunakan Penukar Panas Helikal.” (Full-text PDF)
Pada penelitian ini telah direalisasikan sistem pemanas air yang memanfaatkan panas buang pengkondisi udara. Sistem serupa pernah direalisasikan dengan memasang penukar panas yang disisipkan di antara kompresor dan kondensor, menggunakan penukar panas berbentuk pipa vertikal dari tembaga. Sedangkan pada penelitian ini, digunakan penukar panas helikal berdimensi setara dengan penukar panas pipa vertikal yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Hasil pengujian menunjukkan penukar panas helikal yang dibuat memiliki koefisien penukar panas yang 9% lebih besar dibandingkan penukar panas pipa vertikal.
- T.L. Hartono, F.D. Setiaji, I. Setyawan, “Alat Bantu Analisis Heart Rate Variability.” (Full-text PDF)
Jantung merupakan salah satu organ vital pada tubuh manusia dengan fungsi yang sangat penting. Beberapa cara dilakukan untuk memantau kondisi jantung, salah satunya adalah Heart Rate Variability (HRV). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk merekam sinyal elektrik jantung namun belum memberikan analisis HRV.
Sudah terdapat perangkat lunak untuk analis HRV, misalnya Kubios HRV Analysis Software 2.0. Namun perangkat lunak tersebut tidak dapat melakukan perekaman sinyal elektrik jantung secara langsung dari subyek (manusia). Masukan perangkat lunak itu sudah berupa data dalam bentuk file yang berisi nilai-nilai interval detak jantung. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan merancang sebuah sistem lengkap yang menggabungkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk merekam sinyal jantung sekaligus melakukan analisis HRV.
Hasil analisis meliputi perhitungan parameter-parameter HRV sebagai berikut: NN, Mean RR, SDNN, RMSSD, NN50, pNN50, dan daya sinyal pada rentang frekuensi VLF, LF, HF, dan LF/HF. Perbandingan dengan hasil analisis oleh Kubios HRV Analysis Software 2.0, untuk NN, Mean RR, SDNN, RMSSD, NN50, pNN50 didapatkan perbedaan maksimal 2,22%, sedangkan pengukuran daya sinyal pada VLF, LF, HF, didapatkan selisih maksimal 13,50%, 13,82%, dan 14,24% sedangkan pengukuran daya LF/HF memberikan perbedaan 5,42%.
- H.Setiawan, I. Setyawan, S. Nugroho, “Implementasi Penterjemah Kode Isyarat Tangan menggunakan Analisis Deteksi Tepi pada ARM11 OK6410B.” (Full-text PDF)
Penerapan penterjemah kode isyarat tangan pada ARM 11 OK6410B masih jarang dilakukan karena pada umumnya dibutuhkan prosesor yang memiliki frekuensi tinggi untuk mengolah citra digital. Analisis Deteksi Tepi merupakan metode yang umum di dalam pengolahan citra digital untuk mendeteksi perbedaan intensitas cahaya di dalam citra digital. Di dalam paper ini penulis membuat implementasi metode analisis deteksi tepi yang telah dioptimalisasi pada ARM 11 OK6410B untuk menterjemahkan kode isyarat tangan. Optimalisasi metode analisis deteksi tepi dilakukan dengan mempercepat perhitungan konvolusi citra. Tingkat pengenalan metode analisis deteksi tepi yang diimplementasikan pada ARM 11 OK6410B adalah sebesar 52,67% dengan waktu pemrosesan 0,27 detik.
- S. Angkat, D. Utomo, H.K. Wardana, “Simulasi Autonomous Vehicle Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.” (Full-text PDF)
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga sedang merancang autonomous vehicle (robot mobil) yang berfungsi untuk menghantarkan beberapa barang antar gedung perkuliahan seperti dokumen. Untuk itulah perlu dirancang sebuah simulasi untuk memberikan gambaran mengenai pergerakan dan karakteristik dari robot tersebut sesuai dengan algoritma yang dirancang.
Perancangan dilakukan dengan menggunakan Netbeans IDE 7.1, JDK 1.7 dan dengan menggunakan engine GTGE. Perancangan juga menggunakan algoritma if- then rules yang dibuat berdasarkan pola pikir manusia (human behaviour based) dalam hal ini adalah operator yang merancang algoritma.
Simulasi telah berhasil dirancang dengan tampilan dua dimensi dimana terdapat tiga objek robot, satu objek motor, satu objek mobil, tujuh objek manusia, 17 objek gedung dan dua objek lapangan. Ada juga menu masukan yaitu delapan DIRECTION, Posisi Awal gedung dan Posisi Akhir gedung. Dari hasil pengujian algoritma yang dirancang sudah berhasil membuat robot melakukan kemampuannya seperti bergerak secara otomatis menuju posisi akhir, memberi peringatan kepada objek-objek yang berada pada jalur robot dan menghindar dari objek penghalang sehingga tidak terjadi tubrukan. Ada dua kelemahan dari algoritma yaitu jika robot dikepung dari tiga sisi (depan, kanan dan kiri) akan membuat robot sulit bergerak, untuk itulah robot juga diberikan sistem kendali manual sehingga masalah tersebut dapat teratasi, kelemahan kedua yaitu pada skenario tertentu jarak terpendek yang digunakan oleh robot masih kurang optimal.